Keris Indonesia Berbahan Titanium "Sembunyikan dulu ilmu dan sains ini dalam mitos dan takhayul. Sebab manusia belum siap menjadikannya manfaat. Karena berbahaya jika ia jatuh ke tangan yang jahat." -Perhimpunan Babilonia, dalam karya sastrawan Turki Iskender Pala, 'Babil'de Ölüm İstanbul'da Aşk'- Adalah Ir. Haryono Arumbinang, M.Sc. dan Soedyartomo Soentono, M.Sc., Ph.D., pakar kimia nuklir BATAN; menggunakan spektrometri sinar gamma dari radiasi isotop Fe-55, Cd-109, dan Am-241 untuk menguji beberapa keris dari berbagai Tangguh (era pembuatan). Dengan Multi Channel Analyzer Ortec dan detektor Silicium-Lithium (Si-Li) yang didinginkan dalam suhu (-198 °C) serta dilengkapi kamera polaroid; didapat hasil menakjubkan. Apa yang selama ini diduga sebagai Pamor Luwu/Pamor Bugis dalam keris, merujuk pada nikel yang berasal dari daerah tersebut ternyata bukan. Keris dari masa sebelum Nom-noman (terbelahnya Mataram menjadi Surakarta dan Y